Perkembamgan teknologi komunikasi yang kian pesat dewasa ini ternyata tidak hanya membawa efek positif tetapi juga memberikan dampak negatif bagi manusia dari berbagai aspek kehidupannya. Dampak negatif ini tentu saja tidak hanya menyerang orangtua melainkan juga menyasar para peserta didik tingkat sekolah dasar dan menengah. Ada begitu banyak pemberitaan media yang menyoroti tentang perilaku peserta didik usia sekolah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap temannya, terhadap guru bahkan terhadap orangtuanya sendiri. Selain itu, Aksi tawuran antarpelajar, geng motor, bully, perudungan, pelecehan, hamil di luar nikah serta perbuatan tercelah lainya yang masih marak terjadi. Perilaku seperti ini merupakan contoh dari dekadensi moral, artinya ada kemerosotan moral atau perilaku. Dalam konteks ini, peserta didik seakan tidak lagi sanggup membedakan mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang semestinya dihindari. Situasi ini tentu saja menggelitik nurtani par...
Tiga bacaan di hari Minggu Pentakosta semuanya berbicara tentang Roh Kudus. Bacaan Pertama diambil dari Kisah Para Rasul 2: 1-11; bacaan kedua dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia 5: 16-25 dan bacaan Injil dari Yohanes 15: 26-27; 16: 12-15. Mari kita menelisik lebih dalam dan menemukan percikan permenungan dari bacaan-bacaan ini. Pertama, Roh Kudus dan Bahasa Dalam bacaan pertama, kita mendengar orang banyak yang saat itu sedang berziarah ke Yerusalem mengerti kata-kata dari mereka yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Pada masa itu, bahasa Yunani menjadi bahasa internasional. Bisa jadi, mereka mengerti karena pemakaian bahasa umum tersebut. Namun yang pasti, mereka mendengar isi kesaksian orang-orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus itu yang berbicara tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Gambar: pixabay.com Kisah singkat ini mengajarkan kita bahwa Roh Kudus selalu menuntun kita untuk memakai bahasa kita dengan bijak. Apapun yang keluar dari mulut kita, hendakn...