Ulangan harian biasanya dilakukan guru di akhir pembelajaran aatau setelah menyelesaikan satu topik atau tema tertentu. Hal ini bertujuan untuk mengukur sejauh mana pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. Ini juga sangat membantu guru untuk mengevaluasi model dan pendekatan pembelajarannya.
Berikut ini dibagikan salah satu contoh soal ulangan harian atau asesemen sumatif berkaitan dengan topik atau materi Nilai-nilai Kehidupan bermasyarakat. Ada dua sub tema yang akan diuji yakni pertama, Nilai-nilai dasar hidup bersama (keadilan, kejujuran, kebenaran, kedamaian, dan keutuhan lingkungan hidup; kedua, Yesus membangun masyarakat yang bermartabat. Semua materi ini sesuai dengan buku pegangan guru Pendidikan agama Katolik kelas 12 Kurikulum Merdeka yang diterbitkan oleh Kemendikbudritek tahun 2022.
Soal yang dibagikan dalam bentuk uraian atau essay test yang dilengkapi dengan pembahasan. Ini diperuntukan bagi kelas XII semester ganjil. Soal ini dirancang untuk membiasakan peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, High Order Thinking Skills (HOTS).
![]() |
Gambar oleh Tima Miroshnichenko dari pexels.com |
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Jelaskan apa makna keadilan!
2. Jelaskan situasi dan peran nabi Amos dalam memperjuangkan keadilan! (lihat Amos 5:7–13; Amos 5:21–27; Amos 5: 4–6; Amos 9: 11–15).
3. Jelaskan makna kebenaran dalam Injil Matius 5:37)!
4. Jelaskan makna damai dalam injil Yohanes 16:33 dan Injil Matius 5:39!
5. Jelaskan makna Pertobatan ekologis yang dimaksudkan Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si art. 48!
6. Bagaimana cara Paus Yohanes Paulus II memperjuangkan keadilan dan perdamaian! (lihat kisah Paus Yohanes Paulus II).
7. Jelaskan mengapa Yesus mendorong agar orang tidak terbelenggu uang/harta dan kekayaan!
8. Jelaskan ajaran Yesus tentang bagaimana menyikapi hukum taurat! (Mat. 23:4; Mrk. 2:27).
9. Jelaskan Perbedaan pokok kerajaan dunia dan Kerajaan Allah berdasarkan Injil Matius 5:43–44; Lukas 6:27–28!
10. Jelaskan apa makna Gereja hadir dalam sejarah dunia pun untuk melanjutkan perutusan Yesus yakni: “mewartakan kabar baik bagi kaum miskin membebaskan yang tertawan dan menyembuhkan yang terluka” (bdk. Luk. 4:19–19; Yes. 61:1–2)!
Pembahasan
1. Keadilan berarti memberikan kepada setiap orang yang menjadi haknya, misalnya hak untuk hidup yang wajar, hak untuk memilih agama/kepercayaan, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk bekerja, hak untuk memiliki sesuatu, hak untuk mengeluarkan pendapat, dan sebagainya.
2. Situasi masyarakat atau bangsa Israel pada waktu nabi Amos tampil adalah sebagai berikut: Kekayaan dikuasai oleh sekelompok kecil orang yang merusak hidup mereka sendiri.Orang-orang berkuasa dan kaya menipu dan memeras orang-orang kecil. Upacara keagamaan yang meriah hanya merupakan kedok untuk menutupi kejahatan. Dengan kata lain, ibadat bangsa Israel penuh dengan kepalsuan sehingga dibenci oleh Tuhan (lih. Am. 5:21 - 27). Nabi Amos sebagai penyambung lidah Allah selain mengecam perlilaku orang Israel yang tidak berkenan kepada Allah juga menunjukkan jalan keluar yang harus ditempuh untuk menghindari hukuman Allah, yaitu: pertobatan mendasar (lih. Am. 5: 4 - 6). Pada bagian akhir masa baktinya, nabi Amos menyampaikan janji keselamatan dari Allah bagi sisa-sisa Israel (lih. Am 9:11 - 15).
3. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, dikatakan bahwa Yesus adalah kebenaran. Ia dibenarkan Allah. Dengan kebangkitan-Nya, Allah menyatakan bahwa Yesus adalah orang benar. Ia adalah pewahyuan dari Allah sendiri. Orang yang percaya kepada-Nya akan selamat (ikut dibenarkan Allah). Percaya di sini bukan hanya yakin bahwa Yesus itu ada dan hidup, tetapi lebih-lebih berarti mau mengandalkan hidupnya kepada Yesus serta menjalankan apa yag dikehendaki-Nya. Maka membela kebenaran berarti ikut dalam karya Allah menyelamatkan manusia. Membela kebenaran berarti juga memperjuangkan kehendak Allah dan meneladan Yesus, Sang Kebenaran sendiri. Karena iman terhadap Yesus inilah, kita berani menyampaikan pemikiran-pemikiran atau maksud kepada siapa pun, termasuk kritik kepada yang melanggar, koreksi kepada siapa pun yang melawan cinta kasih Allah. Kita harus selalu mengatakan yang benar, walaupun mungkin dengan risiko. Yesus pernah mengatakan: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak! Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat! (Mat. 5:37).
4. Damai tidak hanya ditempatkan dalam pengertian politik atau lahiriah saja. Yesus sendiri memperingatkan kita bahwa damaiNya tidak meniadakan derita yang dijumpai para murid-Nya di dalam dunia. Dengan kata lain, damai harus diuji dengan derita. Dunia ini penuh dengan derita, tetapi Yesus penuh dengan damai. Damai yang dimiliki oleh para muridNya sebenarnya berasa dalam Kristus. “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku”(Yoh. 16:33). Damai Tuhan inilah yang seharusnya berada dan tinggal dalam tiap hati orang. Damai yang demikian kuatnya sehingga setiap kejahatan dibalas dengan kebaikan. “Kalau orang menampar pipi kirimu, berikanlah pula pipi kananmu” (lih. Mat. 5:39). Yesus menolak setiap kekerasan dalam perwartaan-Nya.
5. Pertobatan ekologis yang dimaksudkan Paus Fransiskus dalam ensiklik ini adalah bagaimana kita memulihkan kembali hubungan yang harmonis dengan alam, setelah sekian lama merosot karena gerak maju modernitas. Ajakan tersebut tidak bermaksud bahwa kita harus bersikap konservatif untuk menolak kemajuan. Tapi lebih tepat, bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan tetap bersinergi dengan kesadaran peduli lingkungan. "Tanggung jawab terhadap bumi milik Allah ini menyiratkan bahwa manusia yang diberkati dengan akal budi, menghormati hukum alam dan keseimbangan yang lembut di antara makhluk-makhluk di dunia ini." (Laudato Si, Nomor 48).
6. Paus Yohanes Paulus II adalah pimpinan Gereja Katolik se-dunia, dikenal sebagai tokoh pejuang perdamaian dunia, pejuang keadilan dan kemanusiaan. Dia juga seorang Paus peziarah yang sering mengadakan kunjungan pastoral ke berbagai negara di seluruh dunia untuk merangkul semua orang untuk dialog kehidupan sekaligus mempromosikan perdamaian dunia dan keadilan sosial untuk seluruh umat manusia. Cara Paus memperjuangkan perdamaian dan keadilan antara lain dengan membuka pintu dialog dengan pihak, antara para pemimpin agama di dunia untuk berama-sama memperjuangkan nilai-nilai kehidupan manusia yaitu perdamaian, keadilan, kemanusiaan dan kelestarian lingkungan alam.
7. Yesus mendorong agar orang tidak terbelenggu uang/harta dan kekayaan. Yesus mendorong agar orang kaya memiliki semangat solidaritas terhadap orang miskin dan menderita dan suka membatu mereka dengan kekayaannya. Yang dituntut oleh Yesus bukan hanya sekadar derma, melainkan usaha nyata dari orang kaya untuk membebaskan orang dari kemiskinan dan penderitaan.
8. Kebanyakan pemimpin Yahudi (imam-imam kepala, tua-tua, ahli kitab, dan orang Farisi) kebanyakan adalah penindas. Kekuasaan sering membuat mereka menguasai dan menindas orang lain (terlebih yang lemah) dengan memanipulasi hukum Taurat.Yesus tidak menentang hukum Taurat sebagai hukum. Tetapi, Yesus menentang cara orang menggunakan hukum dan sikap mereka terhadap hukum. Para ahli kitab dan orang-orang Farisi telah menjadikan hukum sebagai beban, padahal seharusnya merupakan pelayanan (lihat. Mat. 23:4; Mrk. 2:27). Yesus juga menolak setiap hukum dan penafsiran yang digunakan untuk menindas orang. Menurut Yesus, hukum harus berciri pelayanan, belas kasih, dan cinta. Dalam Kerajaan Allah, kekuasaan, wewenang, dan hukum melulu fungsional.
9. Perbedaan pokok kerajaan dunia dan Kerajaan Allah bukan karena keduanya mempunyai bentuk solidaritas yang berbeda. Kerajaan dunia sering dilandaskan pada solidaritas kelompok yang eksklusif (suku, agama, ras, keluarga, dan sebagainya.) dan demi kepentingan sendiri. Sedangkan Kerajaan Allah dilandasi solidaritas yang mencakup semua umat manusia. “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesama manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu” (Mat. 5:43 - 44). Dalam kutipan ini, Yesus memperluas pengertian “saudara”. Saudara tidak hanya teman, tetapi juga mencakup musuh: “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah untuk orang yang mencaci kamu” (Luk. 6:27 - 28). “Dan jika kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka” (Luk. 6: 32).
10. Gereja hadir dalam sejarah dunia pun untuk melanjutkan perutusan Yesus yakni: “mewartakan kabar baik bagi kaum miskin membebaskan yang tertawan dan menyembuhkan yang terluka” (bdk. Luk. 4:19; Yes. 61:1 - 2). Artinya bahwa Gereja tidak hanya mengurus hal-hal rohani saja tetapi terlibat dalam seluruh pergulatan hidup manusia. Gereja ikut berusaha membangun kehidupan bersama yang jujur, adil dan benar. Iman Katolik tidak cukup hanya dengan berdoa tetapi mesti juga tampak dalam perjuangan mewujudkan kehidupan sosial (bdk. Mrk. 12:28 - 34). Yesus Kristus mewartakan Kerajaan Allah yang memerdekakan. Kekuatan iman dalam tindakan cinta kasih serta keadilan dapat mengubah situasi menjadi semakin mendekati cita-cita damai sejahtera sebagaimana yang diwartakan oleh Yesus Kristus.
Posting Komentar untuk "Soal Ulangan Harian Tema Nilai-Nilai Kehidupan Bermasyarakat dan Pembahasannya"