body { font-family: "Poppins", poppins-fallback, poppins-fallback-android, sans-serif; } /* Poppins font metrics: - ascent = 1050 - descent = 350 - line-gap = 100 - UPM: 1000 AvgCharWidth: - Poppins: 538.0103768 - Arial: 884.1438804 - Roboto: 969.0502537 */ @font-face { font-family: poppins-fallback; src: local("Arial"); size-adjust: 60.85099821%; ascent-override: 164.3358416%; descent-override: 57.51754455%; line-gap-override: 16.43358416%; } @font-face { font-family: poppins-fallback-android; src: local("Roboto"); size-adjust: 55.5193474%: ascent-override: 180.1173909%; descent-override: 63.04108683%; line-gap-override: 18.01173909%; }
zmedia

Memahami Alur Perencanaan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)

Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.

  • Memuliakan : Dalam penerapan pembelajaran mendalam semua pihak yang terlibat saling menghargai dan menghormati dengan mempertimbangkan potensi, martabat dan nilai-nilai kemanusiaan.
  • Berkesadaran: Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan
  • Bermakna: Peserta didik dapat merasakan manfaat dan relevansi dari hal-hal yang dipelajari untuk kehidupan. Peserta didik mampu mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan lama dan menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata.
  • Menggembirakan: Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Peserta didik merasa dihargai atas keterlibatan dan kontribusinya pada proses pembelajaran. Peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

Berikut ini dipaparkan konsep atau pemahaman berkaitan dengan alur penyusunan Perencanaan Pembelajaran Mendalam:

1. Identifikasi

a. Mengidentifikasi kesiapan peserta didik

Identifikasi kesiapan peserta didik sebelum belajar, seperti pengetahuan awal, minat, latar belakang, dan kebutuhan belajar, serta aspek lainnya

Foto: Yasintus Ariman dari pexels.com

b. Memahami karakteristik materi pelajaran

Tuliskan analisis materi pelajaran seperti jenis pengetahuan yang akan dicapai, relevansi dengan kehidupan nyata peserta didik, tingkat kesulitan, struktur materi, serta integrasi nilai dan karakter, dan lainnya

c. Menentukan dimensi profil Lulusan

Pilihlah dimensi profil lulusan yang akan dicapai dalam pembelajaran Antara lain:

  1. Keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang Maha Esa; Individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan YME dan menghayati serta mengamalkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. 
  2. Kewargaan; Individu yang memiliki rasa cinta tanah air serta menghargai keberagaman budaya, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan keberlanjutan kehidupan, lingkungan, dan harmoni antarbangsa dalam konteks kebhinekaan global.
  3. Penalaran Kritis; Individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah.
  4. Kreativitas; Individu yang mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat
  5. Kolaborasi; Individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.
  6. Kemandirian; Individu yang  mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain.
  7. Kesehatan; Individu yang memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).
  8. Komunikasi; Individu yang memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi dan antarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.

2. Desain Pembelajaran

a. Menentukan capaian pembelajaran; capaian pembelajaran ditulis berdasarkan fase 

b. Menentukan topik pembelajaran yang kontekstual dan relevan; Tuliskan topik pembelajaran yang relevan dengan capaian dan tujuan pembelajaran; 

c. Mengintegrasikan lintas disiplin ilmu yang relevan dengan topik; Tuliskan disiplin ilmu dan/atau mata pelajaran  yang relevan 

d. Menentukan tujuan pembelajaran; Merupakan pernyataan yang merumuskan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu proses pembelajaran. Tujuan ini mencakup aspek utama, yaitu subjek belajar, pengetahuan keterampilan atau sikap yang harus dikuasai dengan kata kerja operasional yang terukur, kondisi atau konteks peserta didik mendemonstrasikan kompetensinya, serta tingkat pencapaian yang menjadi indikator keberhasilan. Jika lebih dari satu pertemuan maka tuliskan tujuan pembelajaran setiap pertemuannya

 e. Menentukan kerangka pembelajaran: 

  • Praktis pedagogis, Pembelajaran Mendalam dapat dilaksanakan menggunakan berbagai praktik pedagogis dengan menerapkan tiga prinsip yaitu berkesadaran, bermakna, menggembirakan, contohnya: Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Pembelajaran Berbasis Proyek, Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Kolaboratif, Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic), Pembelajaran Berdiferensiasi, dan sebagainya. Diskusi, peta konsep, advance organiser, kerja kelompok, dan sebagainya
  • Kemitraan pembelajaran, Kemitraan pembelajaran membentuk hubungan yang kolaboratif untuk memberikan pengalaman belajar, kebaruan informasi/ serta umpan balik kepada peserta didik melalui pengetahuan yang kontekstual dan nyata. Contoh Kemitraan: Lingkungan Sekolah: Kepala sekolah, pengawas sekolah, guru, dan peserta didik, dan lainnya Lingkungan Luar Sekolah: MGMP, Mitra Profesional, Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja, Institusi/ lembaga Pendidikan, Media, dan lainnya Masyarakat: Orang tua, Komunitas, Tokoh Masyarakat, Organisasi Keagamaan dan/atau Budaya, dan lainnya
  • Lingkungan pembelajaran,  menekankan integrasi antara budaya belajar, ruang fisik, dan ruang virtual untuk mendukung PM. Lingkungan pembelajaran yang mendukung budaya belajar yang dikembangkan agar tercipta iklim belajar yang aman, nyaman, dan saling memuliakan untuk pembelajaran yang kondusif, interaktif, dan memotivasi peserta didik bereksplorasi, berekspresi, dan kolaborasi. Optimalisasi ruang fisik sebagai proses interaksi langsung dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, meningkatkan kenyamanan, serta mendukung PM seperti ruang kelas, laboratorium, ruang konseling, lingkungan sekolah, perpustakaan, lingkungan/alam sekitar, ruang seni, ruang praktik keterampilan, ruang ibadah, aula/auditorium, museum, dan lainnya. Pemanfaatan ruang virtual untuk interaksi, transfer ilmu, penilaian pembelajaran tanpa keterbatasan ruang fisik, seperti desain pembelajaran daring, platform pembelajaran daring/hybrid, dan penilaian daring, dan lainnya.
  • Pemanfaatan digital, Teknologi digital dapat dimanfaatkan dalam perencanaan pelaksanaan, dan asesmen pembelajaran. Peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang lebih interaktif, fleksibel, dan kolaboratif. Contoh: Perencanaan Pembelajaran: merancang dan mengelola kelas digital, manajemen perencanaan pembelajaran berbasis proyek), desain bahan ajar visual dan infografis, pembuatan konten interaktif seperti kuis dan simulasi, pemanfaatan kecerdasan artifisial, serta aplikasi desain instruksional, dan perencanaan pembelajaran lainnya. Pelaksanaan Pembelajaran: pembelajaran sinkronus, kolaborasi daring, pembelajaran asinkronus, laman sumber belajar, perpustakaan digital, pemanfaatan kecerdasan artifisial, video edukasi, multimedia Interaktif, simulasi dan animasi, gamifikasi dan kuis, serta sumber lainnya. Asesmen Pembelajaran: pembuatan tes otomatis, evaluasi orisinalitas dan kualitas tulisan, tes formatif berbasis interaktif, pemanfaatan kecerdasan artifisial, pengelolaan portofolio digital, dan sebagainya.

3. Pengalaman Belajar

a. Merancang pembelajaran dengan prinsip Berkesadaran, Bermakna, dan Menggembirakan

Berkesadaran 
• Kenyamanan peserta didik dalam belajar
• Fokus, konsentrasi, dan perhatian
• Kesadaran terhadap proses berpikir
• Keterbukaan terhadap perspektif baru
• Keingintahuan terhadap pengetahuan dan pengalaman baru
Bermakna 
• Kontekstual dan/atau relevan dengan kehidupan nyata
• Keterkaitan dengan pengalaman sebelumnya 
• Kebermanfaatan pengalaman belajar untuk diterapkan dalam konteks baru
• Keterkaitan dengan bidang ilmu lain
• Pembelajar sepanjang hayat
Menggembirakan 
• Lingkungan pembelajaran yang interaktif
• Aktivitas pembelajaran yang menarik 
• Menginspirasi 
• Tantangan yang memotivasi
• Tercapainya keberhasilan belajar (AHA moment)

b. Merancang tahapan pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan Awal, Inti dan Penutup.

Awal (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna,  menggembirakan). Pembuka dari proses pembelajaran yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik sebelum memasuki inti pembelajaran. Kegiatan dalam tahap ini meliputi orientasi yang bermakna, apersepsi yang kontekstual, dan motivasi yang menggembirakan

Inti, Pada tahap ini, siswa aktif terlibat dalam pengalaman belajar memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Guru menerapkan prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman belajar tidak harus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan Memahami (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan), Mengaplikasi (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan), Merefleksi (tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, menggembirakan)

Penutup (Tuliskan prinsip pembelajaran yang digunakan, misal berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan). Tahap akhir dalam proses pembelajaran yang bertujuan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa atas pengalaman belajar yang telah dilakukan, menyimpulkan pembelajaran, dan siswa terlibat dalam perencanaan pembelajaran selanjutnya.

4. Asesmen

Asesmen dalam pembelajaran mendalam disesuaikan dengan assessment as learning, assessment for learning, dan assessment of learning. Tentukan metode atau cara yang digunakan secara komprehensif untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik. Contoh: Tes tertulis, Tes lisan, Penilaian Kinerja, Penilaian Proyek, Penilaian Produk, Observasi, Portofolio, Peer Assessment, Self Assessment, penilaian berbasis kelas, dan sebagainya

2 komentar untuk "Memahami Alur Perencanaan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)"