body { font-family: "Poppins", poppins-fallback, poppins-fallback-android, sans-serif; } /* Poppins font metrics: - ascent = 1050 - descent = 350 - line-gap = 100 - UPM: 1000 AvgCharWidth: - Poppins: 538.0103768 - Arial: 884.1438804 - Roboto: 969.0502537 */ @font-face { font-family: poppins-fallback; src: local("Arial"); size-adjust: 60.85099821%; ascent-override: 164.3358416%; descent-override: 57.51754455%; line-gap-override: 16.43358416%; } @font-face { font-family: poppins-fallback-android; src: local("Roboto"); size-adjust: 55.5193474%: ascent-override: 180.1173909%; descent-override: 63.04108683%; line-gap-override: 18.01173909%; }
zmedia

Asesmen Sumatif Tema "Panggilan Hidup Manusia"

Asesmen sumatif merupakan penilaian untuk mengevaluasi pencapaian Tujuan Pembelajaran dan tingkat penguasaan peserta didik secara umum dari tema, topik, bab, atau kompetensi yang telah dipelajari.

Dikutip dari buku Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan oleh A. Muri Yusuf, sebagaiman dilansir detikedu mengungkapkan bahwa penilaian sumatif juga ditujukan untuk memberi angka nilai pada tiap tema, topik dan bab, atau kompetensi yang telah berakhir maupun penguasaan murid terhadap materi secara menyeluruh di akhir proses belajar

Berkut ini adalah salah satu contoh asesmen sumatif untuk topik Panggilan Hidup Manusia. Topik ini merupakan bab pertama dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama katolik kelas 12 (fase F).

Latihan Soal tema panggilan Hidup Manusia
Perempuan menulis
(Foto: pexels.com)

Bentuk soal asesmen berupa soal uraian yang terdiri dari Sepuluh nomor. Semuanya berbicara tentang panggilan hidup berkeluarga, panggilan hidup membiara, dan panggilan karya atau profesi. Semuanya disertai dengan kunci jawaban.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Jelaskan makna perkawinan menurut Mat 19:1–6!

2. Jelaskan bagaimana mewujudkan kehidupan dan perutusan keluarga menurut Gaudium et Spes (GS) art. 52!

3. Jelaskan apa makna pentingnya cinta dalam keluarga!

4. Jelaskan apa prinsip pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) menurut Ajaran Gereja Katolik!

5. Jelaskan apa makna Kaul Kemiskinan!

6. Jelaskan apa makna Kaul Ketaatan!

7. Jelaskan apa makna Kaul Kemurnian (Keperawanan)!

8. Jelaskan apa makna Kerja memiliki makna religius!

9. Jelaskan mengapa doa dan kerja memliki keterkaitan yang sangat erat!

10. Jelaskan apa hubungan Kerja dan Istirahat!

Kunci Jawaban

1. Makna perkawian menurut Mat 19:1–6 Perkawinan itu persekutuan cinta antara pria dan wanita yang secara sadar dan bebas menyerahkan diri beserta segala kemampuannya untuk selamanya. Dalam penyerahan itu suami isteri berusaha makin saling menyempurnakan dan saling membantu. Hanya dalam suasana saling menghormati dan menerima inilah, dalam keadaan manapun juga, persekutuan cinta itu dapat berkembang hingga tercapai kesatuan hati yang dicita-citakan. Tuhan menghendaki agar kesatuan antara suami dan istri tidak terceraikan, karena perkawinan merupakan tanda kesetiaan Allah kepada manusia dan kesetiaan Kristus kepada Gereja-Nya. Atau dengan kata lain: menjadi tanda kesetiaan cinta Allah kepada setiap orang.

2. Keluarga adalah Sekolah Kemanusiaan yang kaya. Akan tetapi supaya kehidupan dan perutusan keluarga dapat mencapai kepenuhan, dituntut komunikasi batin yang baik, yang ikhlas dalam pendidikan anak. Kehadiran ayah yang aktif sangat menguntungkan pembinaan anak-anak, perawatan ibu di rumah juga dibutuhkan anak-anak dan seterusnya. (GS. 52)

3. Pentingnya cinta dalam hidup manusia Kita bisa hidup dan berkembang sebagai manusia karena perhatian dan cinta yang kita terima dan alami dari orang lain, dan karena cinta  yang kita berikan kepada orang lain. Seluruh ajaran dan perbuatan kristiani justru berdasarkan pada cinta. “Hendaklah kamu saling mencintai seperti Aku telah mencintai kamu”. (Yoh. 15:12). Cinta membahagiakan orang dan memungkinkan manusia berkembang secara sehat dan seimbang. Cinta yang jujur dan persahabatan sejati antarmanusia memungkinkan perwujudan diri yang sehat dan seimbang, menghindari gangguan psikis, dapat menyembuhkan orang yang menderita sakit jiwa. Jadi apabila manusia belajar memberikan cinta dan menerima cinta, ia dapat sembuh dari perasaan kesepian dan banyak gangguan emosional. Selain itu cinta adalah kekuatan aktif dalam diri manusia, kekuatan yang mempersatukan manusia dengan sesamanya. Cinta yang demikian membiarkan manusia tetap menjadi dirinya sendiri dan mempertahankan keutuhan sendiri.

4. Prinsip pelaksanaan Keluarga Berencana (KB) sungguh-sungguh suatu tuntutan moral masa kini sangat urgen untuk diperhatikan semua lembaga negara dan masyarakat, termasuk keluarga sebagai sel masyarakat dan bangsa. Hanya dengan menjalankan KB, khususnya pengaturan kelahiran sesuai dengan aspirasi setiap manusia, akan tercipta suatu hidup yang makmur dan bahagia. Namun, KB tidak lepas dari masalah moral. Dalam melaksanakan KB kita sebagai anggota Gereja Katolik hendaknya berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral Katolik. 

5. Kaul kemiskinan; memiliki harta benda adalah hak setiap orang. Dengan mengucapkan dan menghayati kaul kemiskinan, orang yang hidup membiara melepaskan hak untuk memiliki harta benda tersebut. Ia hendak menjadi seperti Kristus: dengan sukarela melepaskan haknya untuk memiliki harta benda. Untuk dapat menghayati kaul kemiskinan dengan baik, diperlukan sikap batin rela menjadi miskin seperti yang dituntut oleh Yesus dari muridmurid-Nya (Luk. 10: 1–12; lihat pula Mat. 10: 5–15). Sikap batin ini perlu diungkapkan dalam bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari.

6. Kaul ketaatan; kemerdekaan atau kebebasan adalah milik manusia yang sangat berharga. Segala usaha akan dilakukan orang untuk memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaannya. Dengan kaul ketaatan, orang memutuskan untuk taat seperti Kristus (Yoh. 14:23–24; Flp. 2:7–8), melepaskan kemerdekaannya, dan taat kepada pembesar (meletakkan kehendaknya di bawah kehendak pembesar) demi Kerajaan Allah.

7. Kaul kemurnian; hidup berkeluarga adalah hak setiap orang. Dengan mengucapkan dan menghayati kaul kemurnian, orang yang hidup membiara melepaskan haknya untuk hidup berkeluarga demi Kerajaan Allah. Melalui hidup selibat ia mengungkapkan kesediaan untuk mengikuti dan meneladan Kristus sepenuhnya, dan membaktikan diri secara total demi terlaksananya Kerajaan Allah. Dengan kaul kemurnian, sikap penyerahan diri seorang kristiani dinyatakan dalam seluruh hidup dan setiap segi. Inti kaul kemurnian bukanlah ”tidak kawin”, melainkan penyerahan secara menyeluruh kepada Kristus, yang dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya demi Kristus dan terus-menerus berusaha mengarahkan diri kepada Kristus, terutama melalui hidup doa.

8. Kerja juga mempunyai makna religius. Allah sendiri dilukiskan sebagai Pencipta yang bekerja dari hari pertama sampai hari yang keenam dan pada hari yang ketujuh beristirahat dari pekerjaan yang dikerjakan-Nya. (Kej. 1:1–2:3). Maka menyangkut hal ini perlu diperhatikan: 

  • Allah menyuruh manusia untuk bekerja. - Dunia dan makhluk-makhluk lainnya diserahkan oleh Allah kepada manusia untuk dikuasai, ditaklukkan dan dipergunakan. (Kej. 1:28–30). 
  • Dengan demikian manusia menjadi wakil Allah di dunia ini. Ia menjadi pengurus dan pekerja yang menyelenggarakan ciptaan Tuhan. 
  • Dengan bekerja manusia bukan saja dapat bekerja sama dengan Tuhan, tetapi juga dengan Pekerja yang menyelenggarakan ciptaan Tuhan. 

9. Doa dan kerja memiliki kaitan yang sangat erat. Semakin kita bekerja maka seharusnya semakin kita berdoa, karena: - Kalau kerja semakin banyak ada bahaya orang semakin tenggelam dan terikat pada kerja. Maka doa sebagai refleksi atas kerja harus ditingkatkan pula supaya kerja yang banyak tetap murni dalam segala aspek. - Kalau kerja semakin banyak, tentu semakin dibutuhkan kekuatan dan dorongan. Doa sering bisa merupakan kekuatan bagi orang beriman. Doa dan kerja seharusnya merupakan ungkapan dan perwujudan iman seseorang.

10. Kerja dan Istirahat; kerja dan istirahat merupakan dua hal yang saling melengkapi. Karena memerlukan istirahat manusia seharusnya bekerja menurut irama alam seperti yang dilakukan oleh para petani dalam masyarakat pedesaan: peredaran hari dan pergantian musim menetapkan irama kerja dan istirahat. Namun di dunia industri irama semacam itu hancur: orang bekerja dalam irama mesin dan di bawah perintah orang lain. Tidak jarang orang kehilangan haknya untuk beristirahat demi target produksi. Dengan demikian kerja bukan merupakan bagian hidup manusia lagi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan di luar manusia. Dengan kata lain pekerjaan menjadi sarana produksi melulu dan dengan demikian merendahkan martabat manusia.

Kiranya contoh asesmen yang dibagikan di atas berguna bagi bapak dan ibu guru serta peserta didik dalam mendalami pelajaran Agama Katolik.

2 komentar untuk "Asesmen Sumatif Tema "Panggilan Hidup Manusia""