Tema Hidup Bersama dalam Keberagaman mengajarkan peserta didik untuk memahami nilai-nilai toleransi, saling menghargai dan persaudaraan sejati dalam masyarakat yang majemuk. Ulangan harian dalam bentuk 10 nomor soal essay dapat digunakan untuk mengukur pemahaman murid terhadap ajaran Gereja Katolik tentang pentingnya menghormati perbedaan baik agama, suku, budaya, maupun pandangan hidup.
Soal-soal ini dilengkapi dengan kunci jawaban sekaligus pembahasan yang memungkinkan siswa dapat memahami secara lebih mendalam bahwa keberagaman bukan ancaman melainkan suatu kekuatan untuk saling melengkapi.
Dalam soal-soal ini juga peserta didik diarahka untuk merefleksikan peran mereka dalam membangun masyarakat yang damai dan inklusif sebagaimana dikehendaki dalam semangat Injil. Dengan model soal seperti ini, siswa tidak hanya diuji secara kognitif tetapi juga ditumbuhkan sikap dan nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari.
![]() |
Gambar anak Sekolah oleh Huu Thanh Cai dari pixabay.com |
Jawablah Pertanyaan Berikut!
1. Jelaskan apa makna Bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk yang multikultural dan merupakan anugerah Tuhan!
2. Jelaskan sebagai orang Katolik bagaimana kalian mewujudkan semangat dari semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” bangsa Indonesia!
3. Jelaskan bagaimana sikap Yesus waktu Ia hidup di dunia ini terhadap keanekaan dari bangsanya! (Yohanes 4:1–42)
4. Jelaskan sikap-sikapmu sebagai orang Katolik untuk mencegah perpecahan dalam masyarakat!
5. Jelaskan sikap-sikap positif yang perlu dikembangkan dalam hidup berama di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk ini!
6. Jelaskan bagaimana semangat gotong-royong dalam hidup masyarakat yang majemuk!
7. Jelaskan ajaran Yesus tentang perdamaian dalam hidup manusia. Berdasarkan Injil Matius 5:9 dan Roma 5:8!
8. Jelaskan bagaimana sebagai orang Katolik kalian perlu memberikan pertanggungjawaban iman Katolik di tengah-tengah kehidupan yang konkret!
9. Jelaskan apa dasar pertanggungjawaban imanmu dalam kehidupanmu di tengah masyarakat!
10. Jelaskan makna perdamaian menurut ajaran Gereja dalam Gaudium et Spes artikel 78!
Kunci Jawaban:
1. Bangsa yang multikultural; Kemajemukan adalah ciri asli dari kehidupan manusia di dunia ini. Tuhan menciptakan umat manusia dalam keperbedaan yang tak terhindarkan. Maka, kemajemukan merupakan keadaan yang tak terhindarkan. Orang harus belajar mengambil sikap yang tepat dan belajar bertindak secara arif untuk biasa hidup dan membangun masyarakat dalam keanekaan. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk. Kemajemukan ini tampak dalam berbagai bentuk, antara lain: agama, suku, bahasa, adat-istiadat, dan sebagainya. Contoh keanekaragaman ini dapat disebut lebih banyak lagi. Namun, hal yang terpenting ialah menyadari bahwa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang multi kultur bukan suatu bangsa monokultur.
2. “Bhinneka Tunggal Ika”; Kodrat bangsa Indonesia memang berbedabeda dalam kesatuan. Hal tersebut dirumuskan dengan sangat bijak dan tepat oleh bangsa Indonesia, yakni “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti beranekaragaman atau berbeda-beda namun satu. Kenyataannya keberadaan bangsa Indonesia memang berbeda-beda namun tetap satu bangsa. Bangsa yang utuh dan bersatu serta yang berbeda-beda itu adalah saudara sebangsa dan setanah air. Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 menegaskan kita adalah satu nusa, satu bangsa, satu bahasa Indonesia. Menjaga kebhinnekaan, keutuhan, kesatuan, dan keharmonisan kehidupan merupakan panggilan tugas bangsa Indonesia. Keberagaman adalah kekayaan, sedang kesatuan persaudaraan sejati adalah semangat dasar. Kehidupan yang berbeda-beda itu harus saling menyumbang dalam kebersamaan dan kesejahteraan bersama.
3. Bagaimana sikap Yesus waktu Ia hidup di dunia ini terhadap keanekaan dari bangsanya (Yohanes 4:1–42)? Yesus bahkan berusaha untuk menyapa suku yang dianggap bukan Yahudi lagi seperti orang-orang Samaria. Kita tentu masih ingat akan sapaan dan dialog Yesus dengan wanita Samaria sumur Yakob. Bagi orang Yahudi, orang Samaria adalah orang asing, baik dari sisi adat-istiadat maupun agamanya. Dalam praktik hidup sehari-hari pada zaman Yesus, antara orang Yahudi dan orang Samaria terjadi permusuhan. Orang Yahudi menganggap orang Samaria tidak asli Yahudi, tetapi setengah kafir. Akibatnya, mereka tidak saling menyapa dan selalu ada perasaan curiga. Yang menarik untuk direnungkan adalah kesediaan Yesus menyapa perempuan Samaria dan menerimanya. Yesus tidak pernah membedakan manusia berdasar atas suku, agama, golongan, dan sebagainya. Di mata Tuhan tidak ada orang yang lebih mulia atau lebih rendah. Tuhan memberi kesempatan kepada siapa pun untuk bersaudara. Tuhan menyatakan diri-Nya bukan hanya untuk suku/golongan tertentu, tetapi untuk semua orang.
4. Sikap-sikap yang bersifat mencegah perpecahan: upaya-upaya konkret untuk membangun kehidupan bersama harus dikembangkan dengan menghapus semangat primordial dan semangat sektarian dengan menghapus sekat-sekat dan pengkotak-kotakan masyarakat menurut kelompok-kelompok agama, etnis, dan lain-lain.
5. Sikap-sikap yang positif; Dalam masyarakat majemuk, setiap orang harus berani menerima perbedaan sebagai suatu rahmat. Perbedaan/ keanekaragaman adalah keindahan dan merupakan faktor yang memperkaya. Adanya perbedaan itu memberi kesempatan untuk berpartisipasi menyumbangkan keunikan dan kekhususannya demi kesejahteraan bersama. Perlu dikembangkan sikap saling menghargai, toleransi, menahan diri, rendah hati, dan rasa solidaritas demi kehidupan yang tenteram, harmonis, dan dinamis.
6. Semangat gotong-royong mempererat tali silaturahmi dan juga toleransi antar sesama walaupun berbeda agama, suku dan warna kulit. Hal ini dapat menciptakan suasana yang harmonis, kompak, akrab serta memupuk perdamaian, persaudaraan dan persatuan dan kesatuan antarsesama anak bangsa Indonesia. Konflik antarmasyarakat tidak perlu terjadi apabila masyarakat menjunjung nilai-nilai persaudaraan, sesuai yang diajarkan oleh setiap agama dan budaya di Indonesia.
7. Yesus Kristus, adalah tokoh sempurna dalam perdamaian. Demi untuk perdamaian, dan persatuan hidup manusia, Yesus melalui jalan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, memperdamaikan dunia dengan Allah. Yesus bersabda, ”Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9). Pendamaian adalah sebagai wujud dari kasih Allah kepada manusia. Allah selalu berinisitaif bagi pendamaian. Pendamaian mengungkapkan kasih Allah kepada manusia, yaitu kasih Bapa kepada anak-Nya. Paulus menandaskan bahwa “Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm. 5:8).
8. Kita perlu memberikan pertanggungjawaban iman Katolik di tengah-tengah kehidupan yang konkret. Pertanggungjawaban iman itu di mana saja kita berada, entah di sekolah sebagai pelajar, di masyarakat sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, pertanggungjawaban iman dalam konteks kehidupan yang nyata dengan segala persoalan yang ada. Misalnya kita ikut ambil bagian secara aktif dalam membangun kehidupan yang damai sejahtera serta bersatu sebagai anak-anak Allah dalam memperjuangkan nilai-nilai kehidupan yang diangerahkan Allah semua manusia serta alam lingkungan.
9. Dasar pertanggungjawabannya adalah iman akan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan semua orang, tanpa pandang bulu agama, suku, rasa, ideologi, kebudayaan dan latar belakang apa pun. St. Paulus berkata, ”kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata” (Titus 2:11). Allah menyelamatkan semua orang dan semua manusia, maka Gereja Katolik harus sungguh menjadi sakramen keselamatan dengan perkataan dan perbuatan, melalui pergulatan dan usaha pembebasan manusia, pembebasan sepenuhnya dan seutuhnya bagi semua orang, terutama mereka yang miskin dan terlantar.
10. ”Damai di dunia ini, yang lahir dari cinta kasih terhadap sesama, merupakan cermin dan buah damai Kristus, yang berasal dari Allah Bapa” (GS. 78). Dasarnya adalah peristiwa salib. Yesus Kristus, Putera Allah, telah mendampaikan semua orang dengan Allah melalui salib-Nya. Karenanya, semangat perdamaian dalam ajaran Gereja Katolik tidak pernah bisa dilepaskan dari peristiwa salib Kristus. Umat kristiani dipanggil dan diutus untuk memohon dan mewujudkan perdamaian di dunia
Posting Komentar untuk "Soal Ulangan Harian dan Pembahasan Agama Katolik Kelas 12: Tema Hidup Bersama dalam Keberagaman"