Bacaan 1 Kis 12:1-12
Bacaan 2 Tim 4:6-8;17-18
Bacaan Injil Mat 16: 13-19
Iman yang Teguh, Pewartaan yang Hidup: Renungan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus Rasul
Hari Raya Santo Petrus dan Paulus selalu menjadi momen istimewa dalam kalender Gereja Katolik. Dua rasul besar ini tidak hanya dikenang karena perannya dalam sejarah Gereja awal, tetapi juga karena keteladanan hidup mereka yang sangat relevan bagi kita saat ini, khususnya bagi para guru agama, katekis, pembina umat dan segenap umat yang aktif dalam pelayanan Gereja.
Petrus, Batu Karang yang Pernah Retak
Petrus adalah tokoh yang sangat manusiawi. Ia bersemangat, berani, tapi juga pernah menyangkal Yesus dalam situasi genting. Namun, Yesus tidak membuangnya. Justru kepada Petrus, Yesus berkata:
"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku." (Matius 16:18)
Sebagai guru dan pelayan umat, kita sering merasa tidak cukup layak. Tapi kisah Petrus mengajarkan bahwa Tuhan tidak memilih karena kita sempurna, melainkan karena kita mau dibentuk dan setia dalam panggilan. Kelemahan bukanlah penghalang bagi Tuhan, selama kita memiliki hati yang terbuka untuk bertobat dan bertumbuh.
![]() |
Gambar Santo Peterus dan Paulus Rasul (pixabay.com) |
Paulus, Dari Penganiaya Menjadi Pewarta
Paulus, dulunya Saulus, dikenal sebagai musuh umat Kristen. Tetapi setelah perjumpaan dengan Kristus, hidupnya berubah drastis. Ia menjadi pewarta Injil yang paling berpengaruh dalam sejarah Gereja.
Kepada Timotius, Paulus menulis:
"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7)
Bagi guru agama dan umat paroki yang sering merasa lelah atau tidak dihargai dalam pelayanan, Paulus memberi inspirasi: apa pun tantangan dan perjuangan yang kita hadapi, tetaplah setia—karena buahnya akan dinilai Tuhan, bukan manusia.
Disatukan oleh Kristus, Meski Berbeda
Petrus dan Paulus sangat berbeda: satu nelayan sederhana, satu intelektual terpelajar. Mereka bahkan pernah berselisih paham. Tapi mereka disatukan oleh iman kepada Kristus dan cinta kepada Gereja.
Ini menjadi pengingat bagi kita bahwa dalam paroki, sekolah, komunitas OMK, dan kelompok kategorial lainnya, perbedaan bukanlah penghalang melainkan kekayaan. Yang dibutuhkan adalah semangat pelayanan dan kesatuan dalam tujuan mewartakan Yesus kepada dunia.
Apa Relevansinya bagi Kita Hari Ini?
Apakah aku sudah menjadi batu karang bagi iman anak-anak dan umat yang kubimbing?
Apakah aku siap mewartakan kabar gembira di dunia yang makin tidak peduli pada Tuhan?
Apakah aku terus bertumbuh, meskipun sering gagal dan lelah dalam pelayanan?
Jika jawabannya belum, jangan putus asa. Petrus pun pernah gagal. Paulus pun pernah salah arah. Namun keduanya berubah karena kasih Tuhan yang luar biasa.
Penutup: Doa Para Pelayan Gereja
Terima kasih atas teladan Santo Petrus dan Santo Paulus.
Jadikan kami guru dan pelayan yang rendah hati seperti Petrus,
dan pewarta penuh semangat seperti Paulus.
Satukan kami dalam iman dan kasih,
agar pelayanan kami membawa banyak orang semakin dekat kepada-Mu.
Amin.
Keren guru.cocok untuk para guru agama sekaligus pembina umat.
BalasHapusHehehe, betul sudah. Terima kasih sudah mampir
Hapus